Ardi Lulun, bersama Gubernur Sulawesi Utara yang juga Ketua Umum PP PMTI Mayjen TNI (P) Yulius Selvanus Komaling Lumbaa. (dok.ist)
PMTINEWS.com, Toraja Utara l Semeriah dan seindah apapun pelaksanaan sebuah acara jika tidak melibatkan pemuda lokal dalam kepanitiaan, akan menimbulkan keributan. Seperti terjadi pada acara HUT Pahlawan Nasional Pong Tiku yang berlangsung 4 hari, dari tanggal 10 Juli 2025. Panitia pelaksana kegiatan yang dibentuk Pengurus Pusat PMTI (Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia) terkesan dominan bekerja tanpa melibatkan pemuda setempat.
Alhasil, muncul sorotan dan protes dari pemuda Pangala'. Salah satu sorotan, datang dari seorang pemuda Pangala' bernama Ardi Lulun. "Kami kecewa kenapa kami masyarakat Pangala' tidak ada satupun dilibatkan sebagai panitia di event The Legend Of Pongtiku ll. Ini Pahlawan Nasional Pongtiku lahirnya di sini di Pangala' bukan di bawah. Tapi kenapa semua panitia orang di bawah," tegas Ardi dihadapan ribuan masyarakat.
Ardi mengaku kecewa atas kepanitiaan yang ada karena tidak dilibatkan sebagai panitia lokal. ''Yah, paling tidak dilibatkan pada kegiatan di Pangala','' beber Ardi. Pihaknya, kata dia, tidak dilibatkan dalam panitia event ‘The Legend of Pong Tiku. "Anggaran yang kami ajukan untuk biaya kegiatan sisemba' (adu kaki) malah jauh sekali dari yang kami ajukan," timpalnya.
Menanggapi hal ini, Saprianto Sarungu' yang juga pemerhati masalah-masalah sosial kemasyarakatan, meminta agar soal kepanitiaan itu tidak dibesar-besarkan. “Saya minta tolong masalah itu tidak dibesar-besarkan. Apalagi kalau bicara masalah anggaran yang tidak terealisasi sesuai proposal. Malu kita kalau paska pelaksanaan HUT Pong Tiku menyisakan masalah atau ada suara-suara sumbang di luar. Ini perayaan hari ulang tahun pahlawan nasional jagalah marwahnya. Untuk Pengurus Pusat PMTI tolong dievaluasi kerja panitia yang baru-baru untuk perbaikan ke depan agar kejadian yang sama tidak terulang,” ujar Saprianto. (matius-james)