Siulu' solanasang. Kita ucapkan Puji TUHAN yang berkenan memulihkan semangat kita sang Torayan dengan memberi kesempatan kepada Bpk Y. Tanak menjadi salah satu Komisioner KPK. Ini sungguh Anugrah TUHAN untuk memulihkan semangat kita setelah sebelumnya semangat kita sungguh tergerus dengan sebuah kejadian yang pasti menyentak dan membuat kita harus tunduk merenung, na ala simangnga.
Selain itu, semangat kita juga bertambah dengan mekarnya PMTI menjadi dua: P2MTI yang selama ini sudah berjalan dan IKaTNus yang besok akan memproklamirkan dirinya. Lako mintu' SanTorayan parallu dipeolian te aihihiiiiiii.............
Bagi sebagian warga Toraja kalau diasporanya hanya sebagian kecil yang berada dalam barisan pemekaran Toraja sungguh tidak akan lupa betapa sulitnya menghadapi keadaan saat itu. Kesulitan itu baik karena hal yang sifatnya materil, fasilitas dan dana yang tidak ada, juga hal non materil. Teror dalam berbagai bentuk; dimaki dengan kata2 yang, maaf sy tidak ungkapkan di sini secara vulgar tetapi sungguh tidak pantas. Namun kelompok kecil tsb dengan tekun dan penuh semangat berjuang dalam keadaan yang sangat sulit. Karena seperti dikatakan BPK Antonius Sampetoding Sekertaris panitia pemekaran kala itu dalam sebuah seminar yang dilaksanakan KNPI Torut, " pintu pemekaran untuk Toraja Utara sebenarnya sudah tertutup rapat .........."
Kelompok kecil perjuangan pemekaran itu baik yang secara resmi tercatat dalam panitia dan Tim Asistensi di Jakarta maupun para pendukung yang terus memberikan support, terus berjalan karena didasari sebuah tekad yang kuat dan harapan yang membumbung tinggi bahwa pemekaran itu sesuatu yang amat baik dan akan berdampak positif yang luar biasa. Sayangnya sampai dengan sekarang sudah empat bupati yang menjabat tak satupun yang memenuhi harapan awal. Malahan sekarang semakin memprihatinkan, tata kelola pemerintahan di tangan Yohanis Bassang😭😭😭😭😭😭😭😭
Mungkin itu dampak dari biaya yang sangat mahal atau juga karena kapasitas sang calon memang rendah tetapi menang karena dukungan dana besar. Entahlah, tetapi dua Minggu saya berada di Toraja dan memonitor keadaan, kesimpulan saya cukup dengan satu kata sahaja: memprihatinkan.
Pagi ini di rumah sederhana kami yang dikelilingi pepohonan, aneka siulan burung, kecil dan besar amat indah menyambut akan hadirnya mentari pagi. Tetapi indahnya nyanyian alam itu sungguh tak mampu meredam kegundahan saya tentang kondisi pemerintahan di Toraja Utara. Diperjuangkan dengan sangat susah tetapi dikelola pejabat yang tidak mampu namun menang hanya karena uang.
Sengaja saya menarasikan ini untuk menjelaskan harapan positif dari sebuah pemekaran. Ini karena saya dikagetkan percakapan di Alang PMTI kemarin. Cukup lama saya tidak mampir di Alang PMTI , dan entah kenapa tiba2 kemarin saya mampir, walaupun memang karena siang hari jadi berharap di Alang ada tuak😀😀.
Tetapi alangkah terkejutnya saya saat nguping di pollo' Alang dan mendengar obrolan sia papa' do Alang. Maaf persis to mangkambi'sipa'tentenan. Malah den mo tu umpa'petendengan solana dengan alasan sudah mengeluarkan banyak uang. Terpaksa mengeluarkan karena sedang cari nama kan. Kalau sekiranya tulus untuk pengabdian lalu kenapa selama ini bahkan saat keadaan berisiko tidak muncul ?
Kasingengean di Alang sungguh tidak mendidik sampai bapak Stef Seleng dari Papua mengusulkan agar nama Alang PMTI diganti menjadi Alang Singenge. Dan konon kukutanai to ma' Banua Lo boko' , kukua Masai mo Raka te tau si te'ge? Mebali nakua; ando'e masai mo na tae' natorroi Allo bongi biasa mane melambi' si te'ge'. Ku male mekayu sia umperiuan Tedong ku sule ke makaruen o na da bang sia ia to'alang. Biasa si tallu jerigen tu tuak pura sangallo o. Tapi tabe' mi mati' sang mane temponna te Alang maneku unrangi tau umpa'petendengan den ade' tu buda mo seng na tassu'.
Dari pendengaran saya kemarin siang perdebatan hangat di karenakan sedang ada dua kelompok. Yang bagi saya justru melihat sesuatu yang positif yang mungkin tidak disadari yakni mekarnya sebuah organisasi. Berangkat dari pengalaman, justru kita harus menyambut pemekaran yang sedang terproses tanpa disadari. Yakni PMTI yang semula sepenuh untuk kesosialan para diaspora. Namun kini menjadi dua: P2MTI yang sedang bergerak ke arah politik dan IKaTNus yang ke arah sosial kerukunan.
Sudah pasti ada yang yang spontan membantah gerak P2MTI ke arah politik. Persis Golkar di saat rezim Soeharto selalu membantah sebagai partai politik. Tetapi gerakannya sepenuhnya politik.
Selamat untuk kehadiran P2MTI dan IKaTNus. Sebagai orang yang terbiasa dalam gerakan perubahan saya justru berharap, kedua organisasi ini agar membawa dampak positif bagi Toraja. Tentunya dgn karakter masing-masing. P2MTI yang agresif dengan biaya besar karena memang politik zaman sekarang begitu, dan IKaTNus dgn kegiatan yang biasa2 saja dengan biaya urunan karena memang itu ciri kerukunan.
Selamat untuk kegiatan P2MTI yang berjalan, selamat untuk bapak Y Tana' mengemban tugas yang amat berat tetaplah teguh dalam prinsip2 kebenaran, jangan mengikuti arus pragmatisme yang merusak bangsa ini sekalipun itu yang mayoritas. Pesan Baharuddin Lopa yang patut direnungkan, "banyak orang salah jalan tetapi merasa tenang karena banyak, beranilah benar walaupun sendirian.
Selamat untuk peresmian IKaTNus 1 Oktober 2022 bertepatan 2 hari yang amat bersejarah bagi bangsa ini; Hari Kesaktian Pancasila dan hari pertemuan Bung Karno - Marhaen. Tidak banyak yang paham, di saat pertemuan dengan sang petanilah di tengah sawah, hari itu 1 Oktober 1923 Pukul 10 pagi Bung Karno memutuskan Indonesia harus merdeka.
Tabe' tae' pa Raka kopi Dio Mai boko' na garaga pa'anakan.
Jacobus K. Mayong Padang